Catatan Denny JA: Jokowi dan Prabowo, Hubungan Unik dalam Politik Indonesia
- Penulis : Imron Fauzi
- Senin, 21 Oktober 2024 11:42 WIB

Pada 1860, keduanya bersaing keras untuk mendapatkan nominasi Partai Republik. Namun, setelah Lincoln memenangkan pemilu dan menjadi presiden, ia menawarkan posisi Menteri Luar Negeri kepada Seward.
Pada akhirnya Seward menjadi salah satu sekutunya yang paling setia bagi Lincoln dalam menghadapi tantangan Perang Saudara.
Contoh lainnya adalah hubungan antara Nelson Mandela dan F.W. de Klerk di Afrika Selatan.
Baca Juga: Coronavirus and smoking: what does the WHO say?
Awalnya, mereka berada di sisi yang berseberangan. Mandela sebagai pemimpin gerakan anti-apartheid dan de Klerk sebagai presiden rezim apartheid.
Lalu mereka bekerja sama untuk mengakhiri apartheid. Kolaborasi ini tidak hanya membawa perubahan besar bagi Afrika Selatan, tetapi juga memberi keduanya Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1993.
-000-
Baca Juga: Pertemuan Zulhas dan Baznas, Diskusi Potensi Zakat dan Wakaf ke Ekonomi
Kisah Jokowi dan Prabowo adalah salah satu babak paling menarik dalam sejarah politik Indonesia modern. Dari persaingan sengit dalam dua Pilpres hingga akhirnya bekerja sama dalam pemerintahan.
Mereka memberikan contoh bagaimana dinamika politik yang keras dapat berubah menjadi kolaborasi yang bermanfaat bagi bangsa.
Bahkan, drama di Pilpres 2024, di mana Jokowi mendukung Prabowo melawan capres dari partainya sendiri, hanya menambah daya tarik dari narasi ini.
Baca Juga: Resep Ayam Kemangi Pad Kra Pao Khas Thailand, Cocok untuk Hidangan Makan Malam
Ini adalah contoh nyata bahwa politik tidak harus selalu tentang perseteruan permanen, tetapi dapat berkembang menjadi sesuatu yang lebih besar: kerjasama untuk kepentingan yang lebih luas.