DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Jokowi dan Prabowo, Hubungan Unik dalam Politik Indonesia

image
Catatan Denny JA: Jokowi dan Prabowo, Hubungan Unik dalam Politik Indonesia (istimewa)

Samsung adalah pemasok komponen penting, seperti layar OLED, untuk produk-produk Apple, meskipun di sisi lain mereka berkompetisi dalam penjualan produk akhir. 

Pola ini memungkinkan kedua perusahaan untuk terus tumbuh, meskipun berada dalam persaingan sengit.

Dalam konteks politik, coopetition menjadi strategi penting dalam menciptakan stabilitas dan pembangunan berkelanjutan. Persaingan politik tidak harus berakhir dengan permusuhan, tetapi bisa bertransformasi menjadi kerjasama demi kepentingan yang lebih besar, seperti yang terjadi antara Jokowi dan Prabowo. 

Baca Juga: Coronavirus and smoking: what does the WHO say?

Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa politik dapat berfungsi sebagai arena di mana rivalitas digantikan oleh sinergi untuk mencapai tujuan bersama.

-000-

Keunikan drama politik ini tidak berhenti pada kabinet Jokowi-Prabowo. Pada Pilpres 2024, Jokowi yang tidak lagi bisa mencalonkan diri, justru mendukung Prabowo sebagai calon presiden. 

Baca Juga: Pertemuan Zulhas dan Baznas, Diskusi Potensi Zakat dan Wakaf ke Ekonomi

Prabowo lalu  maju sebagai capres yang mendapat dukungan dari Jokowi, meskipun ia harus bersaing dengan capres yang diusung oleh PDI Perjuangan, partai asal Jokowi. 

Jokowi mengambil resiko berseberangan dengan partai yang pernah membesarkannya. Kerjasama politiknya dengan Prabowo di pilpres 2024 juga berujung pada kemenangan telak.

Ini menambah lapisan kompleksitas dalam politik Indonesia, di mana dua rival lama kini bersatu untuk menghadapi tantangan politik baru.

Baca Juga: Resep Ayam Kemangi Pad Kra Pao Khas Thailand, Cocok untuk Hidangan Makan Malam

Dalam sejarah politik dunia, pola coopetition ini telah terjadi beberapa kali. Salah satu contoh terkenal adalah hubungan antara Abraham Lincoln dan William Seward di Amerika Serikat. 

Halaman:
1
2
3
4
5

Berita Terkait