Era Artificial Intellegence: Tiga Jenis Penulis dan Teror Mental Putu Widjaya, Sekapur Sirih Denny JA
- Penulis : Imron Fauzi
- Jumat, 05 Juli 2024 15:00 WIB

Tapi kini giliran Putu Wijaya yang terteror dengan kehadiran Artificial Intelligence.
-000-
Karena Artificial Intelligence, kini lahirlah tiga jenis penulis yang berbeda, masing-masing dengan pendekatan unik terhadap seni menulis.
Baca Juga: Jelang Tahun Ajaran Baru, Penjahit di Mataram Banjir Orderan
PERTAMA, penulis Pola Lama. Mereka adalah penjaga tradisi. Mereka mengukir kata-kata dengan penuh hati. Meyakini bahwa kedalaman emosional dan orisinalitas hanya dapat dicapai melalui usaha pribadi. Tanpa intervensi teknologi.
Bagi mereka, menulis adalah perjalanan batin. Ini melibatkan refleksi mendalam, observasi tajam, dan interaksi langsung dengan dunia sekitar. Setiap kata adalah cerminan jiwa, setiap kalimat adalah tarian pikiran.
Keunikan mereka terletak pada orisinalitas dan keaslian karya. Nuansa emosional dan filosofi yang kaya mengisi tulisan mereka. Menulis bagi mereka adalah seni murni. Sebuah simfoni yang dimainkan dengan penuh perasaan dan ketelitian.
Baca Juga: Jadi Percontohan Budidaya Rumput Laut, Pemkab Malra Maluku Siapkan 100 Hektare Lahan
Penulis jenis ini tak menggunakan Artificial Intelligence sama sekali, bahkan memandang negatif AI dalam berkarya.
KEDUA, di sisi lain spektrum, ada penulis AI Sepenuhnya. Mereka adalah pionir di dunia literatur digital. Mereka memanfaatkan kekuatan AI untuk menciptakan karya mereka.
Dengan alat seperti GPT-3, mereka dapat menghasilkan teks dengan cepat dan efisien. Mereka menciptakan cerita yang kompleks dan menarik dalam waktu yang relatif singkat.
Baca Juga: Buku Terbaru Denny JA: Dengan Science, Memenangkan Pilpes 2024, Transkrip 100 Video Ekspresi Data
Penulis AI sepenuhnya percaya teknologi dapat membuka peluang baru. Inovasi dalam cara bercerita menjadi fokus mereka.