Catatan Denny JA: Perempuan Itu Belajar di Bawah Cahaya Kunang-kunang
- Penulis : Imron Fauzi
- Kamis, 03 Oktober 2024 14:12 WIB

Revolusi kian memanggil.
Ia dikirim sekolah ke Bulgaria.
Tapi Bung Karno jatuh.
Badai topan berbelok.
Langit runtuh.
mimpi-mimpi kini berhamburan,
menjadi kaca, pecah tanpa suara.
Paspor Sartika dicabut,
Ia menjadi burung tanpa sarang,
melayang di atas tanah-tanah yang asing,
tak ada panggilan pulang.
Baca Juga: Subway mengatakan sedang atur strategi untuk bisnisnya
-000-
Di Belanda,
di tanah asing yang dingin,
Sartika mulai merasakan perubahan.
Dulu, api revolusi adalah senjata api,
bom,
dinamit.
Baca Juga: Perusahaan Sawit Maktour mengundang perkebunan terkenal untuk menghasilkan tanaman berkualitas
Debu pertempuran sudah mengendap,
Sartika merasakan bisikan lain,
bukan dentuman senjata,
bukan kilatan api.
Datang suara yang halus seperti angin,
membawa cerita dari jiwa-jiwa perempuan,
yang tertindas,
terkubur.
Ya, ya, kini menyala api lain,
lebih lembut,
tapi kuat.
Baca Juga: Museum Topeng Cirebon Resmi Dibuka Gratis untuk Umum! Ini Keunikan yang Ditawarkan
Dilihatnya perempuan tersingkir.
Burung membawa wahyu kecil padanya.
kekuatan tidak hanya peluru.
Ledakan itu datang dari kata-kata,
yang ditenun dengan hati.